Fashion Daur Ulang Depok Tunjukkan Kreativitas Warga
Panggung Kreativitas Daur Ulang di Tengah Kota
Suasana Depok Car Free Day (DCFD) pada Minggu pagi berubah menjadi panggung kreativitas yang unik dan inspiratif. Ratusan warga yang memadati area bebas kendaraan disuguhi pertunjukan Recycled Fashion Design dan Catwalk Competition, sebuah ajang yang menggabungkan seni, mode, dan kepedulian lingkungan.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Dekranasda Expo 2025 yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Depok. Para desainer lokal menampilkan karya busana berbahan dasar limbah nonorganik, seperti plastik bekas, sendok sekali pakai, kertas, hingga kemasan makanan.
Para model berjalan sejauh kurang lebih satu kilometer di jalur DCFD. Penampilan mereka sukses menarik perhatian pengunjung yang berhenti, mengabadikan momen, dan mengapresiasi karya yang tak biasa tersebut.
Sampah Disulap Jadi Busana Bernilai
Ajang ini menjadi bukti bahwa sampah tidak selalu identik dengan masalah. Dengan kreativitas dan sentuhan desain, limbah nonorganik justru dapat menjelma menjadi busana yang estetik, unik, dan bernilai ekonomi.
Setiap karya yang ditampilkan mencerminkan ide, konsep, dan pesan lingkungan yang kuat. Beberapa desainer mengangkat isu pencemaran plastik, sementara yang lain menonjolkan tema keberlanjutan dan gaya hidup ramah lingkungan.
Melalui fashion, pesan tentang pengelolaan sampah disampaikan secara visual dan mudah diterima masyarakat. Pendekatan ini dinilai efektif karena menyentuh sisi emosional sekaligus estetika.
Cing Ikah Dorong Kreativitas Warga Depok
Ketua Dekranasda Kota Depok, Siti Barkah Hasanah atau yang akrab disapa Cing Ikah, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pertunjukan mode. Menurutnya, recycled fashion adalah bentuk nyata kreativitas warga Depok dalam menjawab tantangan lingkungan.
“Kita lihat tadi, banyak sekali desainer yang tampil dengan karya luar biasa. Ini membuktikan semangat dan kreativitas warga Depok dalam mengolah sampah nonorganik menjadi produk bernilai ekonomi,” ujarnya.
Cing Ikah menyampaikan apresiasi tinggi kepada para desainer lokal yang terlibat. Ia menilai, karya-karya tersebut menunjukkan bahwa industri kreatif Depok terus berkembang dan mampu beradaptasi dengan isu global seperti keberlanjutan.
Fashion Berkelanjutan Bukan Sekadar Tren
Menurut Cing Ikah, fashion berbahan daur ulang bukan sekadar tren sesaat. Konsep ini memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Mode daur ulang membuka peluang usaha baru, terutama bagi pelaku UMKM, komunitas kreatif, dan ibu rumah tangga. Dengan modal ide dan keterampilan, sampah bisa diolah menjadi produk bernilai jual tinggi.
Ia menegaskan bahwa Dekranasda Kota Depok berkomitmen mendorong kegiatan serupa agar terus berkembang dan berkelanjutan.
“Kegiatan ini akan kami laksanakan setiap tahun. Hadiahnya juga akan ditingkatkan hingga jutaan rupiah agar semakin memacu semangat para desainer,” katanya.
Edukasi Lingkungan Lewat Pendekatan Kreatif
Selain mendorong industri kreatif, ajang recycled fashion juga berfungsi sebagai media edukasi lingkungan. Masyarakat diajak melihat sampah dari sudut pandang berbeda, bukan sebagai limbah semata, tetapi sebagai sumber daya.
Pengunjung DCFD, termasuk anak-anak dan remaja, dapat menyaksikan langsung bagaimana proses kreatif mengubah limbah menjadi karya seni. Edukasi semacam ini dinilai penting untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini.
Dengan pendekatan yang menyenangkan dan visual, pesan tentang pengurangan sampah menjadi lebih mudah dipahami dan diterima.
Dari Lingkungan ke Ketahanan Ekonomi Keluarga
Cing Ikah juga menyoroti dampak ekonomi dari pengelolaan sampah nonorganik. Menurutnya, jika dikelola dengan baik, sampah dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga.
“Saya mengajak warga Kota Depok, mulai hari ini jangan lagi membuang sampah nonorganik. Yuk, kita kumpulkan karena bisa bermanfaat dan menjadi cuan bagi keluarga,” tuturnya.
Ia menilai, langkah kecil seperti memilah sampah di rumah dapat berdampak besar jika dilakukan secara konsisten oleh masyarakat luas. Selain mengurangi beban lingkungan, kebiasaan ini juga memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga.
Menuju Depok Kreatif dan Ramah Lingkungan
Recycled Fashion Design di DCFD menjadi simbol arah pembangunan kreatif Kota Depok. Kolaborasi antara pemerintah daerah, desainer lokal, dan masyarakat menunjukkan bahwa solusi lingkungan dapat lahir dari kreativitas warga.
Melalui kegiatan ini, Depok tidak hanya mempromosikan karya lokal, tetapi juga membangun budaya baru yang lebih peduli lingkungan. Fashion menjadi medium komunikasi yang kuat, menyatukan estetika, ekonomi, dan keberlanjutan.
Ke depan, Dekranasda Kota Depok berharap semakin banyak warga terlibat dalam gerakan kreatif berbasis daur ulang. Dengan demikian, Depok dapat tumbuh sebagai kota yang kreatif, berdaya saing, dan ramah lingkungan.
Baca Juga : Inspirasi Gaya Alne Hendriks: Pilihan Outfit Rapi, Manis, dan Tetap Stylish untuk Sehari-hari
Jangan Lewatkan Info Penting Dari : rumahjurnal

